Ada cerita lucu tadi siang, ceritanya waktu gue mau ke studio foto yang ada di Teluk Betung. As usual, gua selalu naik angkot anywhere and anytime, karena gue adalah angkoters sampai pada saat ini hehehe.
Setelah beberapa detik menunggu, angkot pun tiba. Setelah gue naik, gue sempet nanya apakah trayeknya sampai ke Gudang Lelang atau tidak, karena angkot daerah gue suka ada yang sampai kesana tuh, jadi gue nggak mesti turun buat nyambung untuk naik angkot jurusan lainnya.
Belum jauh dari awal gue naik, eh si pak supir malah ngoper gue ke angkot lain gegara si bapak nya mau istirahat karena kelelahan, yaudah gue turun dah. Angkot pun melaju, setibanya di daerah Pelabuhan Peti Kemas disinilah cerita lucu bermulai hahaha
Kebetulan ada penumpang juga yang mau turun di sana dan di sebrang jalan ternyata ada beberapa orang perawakan Cina berkepala hampir plontos yang hendak menyebrang. Dengan sigap si pak supir memberi kode agar mereka naik angkotnya. Udah nyebrang tuh ya mereka, salah satu dari mereka mencoba untuk bernegosiasi tentang berapa biaya ongkos untuk sampai ke Supermarket. Karena semuanya menjadi bingung disebabkan yang satu pake Bahasa Indonesia, yang satunya lagi campur antara Bahasa Inggris dan Mandarin, gue berinisiatif membantu pak supir untuk menyampaikan apa yang ingin si turis katakan. Si supir langsung nembak harga Rp. 10.000/org gitu. Lagi-lagi dikarenakan kendala bahasa, si pak supir nanya Bahasa Inggrisnya 10 ribu apaan? Langsung aja gue samber, itung-itung melatih skill gue hehehe
Dengan pedenya gue ngasih tau ke orang Cina itu kalau mereka harus mengeluarkan uang sebesar Rp. 40.000,- untuk sampai ke Supermarket, karena mereka berempat. Sebenarnya, biayanya itu cuma Rp. 5.000/org. Aji mumpung emang si pak supir itu ya, lais! hahaha
Selama perjalan menuju kesana, Si Chinese itu nanya ke gua apa nama daerah tempat mereka naik tadi, dan menanyakan bagaiman caranya kembali lagi keempat asal itu. Mungkin mereka takut nyasar dan nggak bisa kembali lagi kesana sih. Dan disana terjadilah carut maruk percakapan antara kami semua. Gue nggak ngerti dia ngomong apaan, karena nggak terlalu jelas, dan mereka juga ngomongnya bilingual antara Bahasa Inggris dan Mandarin ya walaupun I got the point what they said actually gitu ya. Karena mereka kurang paham dengan apa yang gue sampaikan, sampai-sampai gue teriak di dalem angkot dengan bilang, "gimana ya cara ngasih taunya?? arrgggh!" hahaha
Nggak kerasa ternyata mau sampai di tempat tujuan, naiklah seorang ama-ama ke dalam angkot. Mungkin karena si ama melihat dan mendengar percakapan diantara kami yang carut marut, akhirnya si ama ngajak ngobrol tuh Chinese dengan bahasa Mandarin. Eh mereka ngerti dong, kemudian terjadilah percakapan diantara mereka *gue dikacangin* hahaha
Mumpung si ama belum turun, gue sekalian aja minta tolong untuk menyampaikan maksud si pak sopir, apakah dia harus menunggu mereka sampai selesai berbelanja atau tidak. Gue paham sih maksudnya pak sopir itu baik ya walaupun ada modusnya juga, karena gue jamin si turis itu bakalan bingung dan nyasar untuk balik lagi ke tempat semula. Karena akses untuk balik lagi itu agak ribet, mereka harus muter dulu tuh.
Sebelum mereka sampai di tempat tujuan, ternyata saya duluan yang harus turun terlebih dahulu. Jadi pas turun itu ya, si turisnya say good bye sambil dadah-dadah ke gue, tetapi hanya gue balas dengan senyuman hehehe